Welcome to Psycho Zone :)

Jumat, 06 April 2012

Memory

Contoh Kasus :

          Sekitar 3 minggu yang lalu saya pergi ke Bank di dekat kampus saya untuk buka buku tabungan baru. Saat mengisi data, ditanyakan alamat, desa/kelurahan, kecamatan, dan kabupaten apa tempat saya tinggal. Walaupun ragu-ragu tetapi saya tetap mengisinya karena itu diwajibkan. Saya menulis desa/kelurahan Deli Serdang di data saya tersebut. Pegawai Bank tersebut bilang kalau tidak mungkin Deli Serdang itu merupakan kelurahan melainkan kabupaten. Karena saya juga ragu-ragu, akhirnya saya menelpon ayah saya untuk memastikan hal tersebut. Beliau mengatakan tempat tinggal kami di kelurahan Deli Tua. Beberapa saat setelah telponnya terputus, pegawai Bank tersebut menyuruh saya menulis kembali nama kelurahan saya itu di kertas data yang sebelumnya saya salah mengisi. Saat saya ingin menulis, tiba-tiba saya lupa yang dikatakan ayah saya tadi padahal belum lama dia mengatakannya, hanya kira-kira 5 menit yang lalu. Pegawai Bank tersebut heran dan hanya bisa tertawa melihat saya bisa lupa padahal belum lama saya menelpon ayah saya tadi. Setelah pulang dari Bank tersebut saya bertanya-tanya kenapa saya bisa seperti itu?

          Setelah mempelajari topik bahasan tentang Memory di mata kuliah PUM II, saya baru mengetahui apa yang terjadi kepada saya.

Pembahasan:

          Memory adalah kemampuan untuk memasukan, menyimpan, serta mengambil kembali informasi dan pengalaman. Seperti halnya memory dalam telepon genggam atau komputer, memory dalam otak kita pun berfungsi seperti itu juga. Ada 3 tahapan dalam memory antara lain sebagai berikut.

1. Sensory Register
          Sensory Register merupakan tahap pertama dari memory yang menangkap/menerima rangsangan melalui indera. Kapasitas dari sensory register ini sangat besar tetapi waktu penyimpanannya sangat singkat.

2. Short-Term Memory (STM)
          STM merupakan tahap kedua dari memory yang hanya dapat menyimpan informasi selama 15-20 detik saja karena daya tampungnya terbatas sehingga waktu penyimpanannya pun terbatas. STM juga disebut sebagai Working Memory. Informasi yang masuk ke STM dapat ditransfer ke Long-Term Memory (LTM) dengan cara pengulangan (rehearsal) dan pengelompokan (chunking) supaya mudah untuk diingat.

3. Long-Term Memory (LTM)
          LTM merupakan tahap ketiga dalam memory yang menyimpan informasi untuk jangka waktu yang lama. LTM bersifat permanen yaitu maksudnya kalau informasi yang sudah tersimpan di LTM tidak akan bisa lupa karena walaupun lupa, tetapi suatu saat bisa diingat lagi. Kata “lupa” dalam LTM didefinisikan sebagai proses gagal memanggil kembali informasi karena tidak ada encoding.

         Jadi, sesuai dengan kasus saya di atas, saya menyimpan informasi yang disampaikan ayah saya (sensory register) tersebut di Short-Term Memory (LTM) sehingga beberapa saat kemudian saya bisa lupa akan informasi tersebut karena kapasitas dan waktu penyimpanan di dalam STM sangat terbatas.

          Oleh karena itu, kita harus menyimpan informasi yang kita anggap penting di LTM dan harus ada encoding dan elaboration untuk memudahkan kita memanggil kembali informasi tersebut jika dibutuhkan. Informasi yang sudah kita hapus dari LTM tidak akan bisa lagi dipanggil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar